Kaganga.com, Palembang - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) berencana untuk membangun rumah ibadah umat Hindu (pura) dikawasan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Hal ini dikemukakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel, Irene Camelyn Sinaga.

"Untuk lokasi pembangunan pura secara detailnya belum ditentukan, namun yang jelas akan dibangun di kawasan TPKS," katanya saat diwawancarai, Senin (07-09-2015).

Pembangunan pura di kawasan TPKS tersebut juga sudah dikoordinasikan dengan persatuan atau perkumpulan umat Hindu yang ada di Provinsi Sumsel. "Dengan dibangunnya pura ini menunjukkan kerukunan umat beragama di Provinsi Sumsel berjalan dengan baik bahkan sejak jaman dahulu atau sejak Kerajaan Sriwijaya," ujar Irene.

Irene menjelaskan, untuk saat ini pembangunan pura sendiri masih dalam tahap penentuan lokasi, DED dan desain pura. "Untuk dapat membangun pura ini kita harus mengetahui ketentuan-ketentuannya dan desain. Nah maka dari itulah untuk besaran dana dalam membangun pura ini sendiri belum diketahui karena masih menunggu desain dan ketentuan yang akan ditentukan," jelasnya.

Lebih lanjut diungkapkannya, dalam pembangunan pura ini tidak akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumsel. "Dana pembangunan ini berasal dari UNESCO dan juga pihak kementerian pendidikan dalam hal ini yang menangani agama," ungkap Irene.

Irene menambahkan, untuk tanggal pastinya pembangunan pura ini dimulai pihaknya juga belum dapat memastikan. "Namun kita usahakan pembangunannya dilakukan secepatnya atau sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 nanti pura ini sudah selesai dikerjakan," katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumsel, Ir H Alex Noerdin membenarkan bahwa Provinsi Sumsel akan membangun pura di kawasan TPKS. "Pura yang akan dibangun di kawasan TPKS ini akan menjadi pura terbagus di Indonesia dan bahkan di dunia. Untuk dana pembangunannya tidak menggunakan dana APBD Provinsi Sumsel karena menggunakan dana dari UNESCO dan saat ini sedang diusahakan," katanya singkat.