28 Jun 2015 14:40

Ironi "Anggonnyo" Songket Asli.

Ironi

 

Kaganga.com, Palembang - Dengan bahan yang mahal dan lama pengerjaan serta rumitnya pembuatan kain songket, wajar jika harga satu kain songket di patok jutaan rupiah. Namun cukup miris ternyata "Anggon" (mewah, berkelas)nya Songket Palembang tak cukup untuk membuat pengusaha songket menjadi sukses berdagang.

Alih-alih meraih kelarisan, Dato Nimas Ayu Sinuhun Anna Kumari (Cek Anna), budayawan Sumsel yang juga pengrajin songket ini harus menutup gerai songketnya yang berada di Lantai 2 Ramayana Palembang beberapa waktu lalu.

"Tak sanggup bayar sewa tempat, terpaksa harus tutup," ujar Pemilik Rumah Budaya Nusantara Dayang Merindu ini saat dibincangi Kaganga.com, Minggu (28/06/2015).

Penyebabnya, ternyata karena maraknya kain berprint motif songket buatan pabrik asal negara lain beredar di pasaran. Motifnya persis dengan Songket Asli, hanya berbeda bahan saja dan dijual dengan harga jauh lebih murah.

"Dijual hanya 250ribu, sedangkan songket asli itu jutaan rupiah," ujarnya.

Songket yang asli sangat sulit untuk di tekan harganya, betapa tidak, benang Sutra dan benang emas yang sebagai bahan utamanya saja berharga Rp400 ribu pergelondong. Ini yang membuat sulit untuk pengusaha songket menurunkan harganya.

Alteratif lain ialah dengan menggunakan benang tiruan yang seharga Rp20 ribuan, namun sudah dipastkan hasilnya tidak akan bagus. Dan lagi-lagi ini keluar dari pakemnya.

"Sekarang dipasar itu sudah kacau. Banyak songket-songketan. Saya takutkan, kalau itu terus terjadi, ini dapat membahayakan keberlangsungan songket asli tenun Palembang," jelas Cek Anna.

Penulis : Riki Okta Putra
Editor : Riki Okta Putra

Tag : Songket Palembang Palembang jepang budayawan

Komentar