ATENSI KHUSUS
Kampung Kapitan #2
Kaganga.com Palembang - Kondisi Kampung Kapitan semakin hari semakin tua dan kehilangan peninggalan aslinya, belum lagi bangunan yang terbengkalai tersebut semakin rapuh dimakan usia. Selain itu, warga asli keturunan etnis tionghoa di kampung ini banyak yang pindah ke daerah lain sehinga bangunan peninggalan nenek moyang mereka banyak yang telah di pindah tangankan.
Membaurnya warga etnis tionghoa dengan warga pribumi Palembang mengakibatkan banyaknya pertukaran budaya, selain itu tidak bisa dipungkiri terjadi perkawinan di antara mereka. Hal tersebut membuat warga asli kampung kapitan banyak yang berpindah agama menjadi muslim, sehingga banyak bangunan yang berubah.
Ilham (40) warga kampung kapitan membenarkan hal tersebut, menurutnya tak bisa dipungkiri kampung kapitan yang merupakan warisan sejarah etnis tionghoa di Sumatera Selatan dan menjadi objek wisata di daerah palembang lambat laun akan tergerus perkembangan jaman.
"Kampung Kapitan bukan hanya warisan etnis tionghoa, tapi juga warisan untuk semua warga Palembang. Melestarikannya tentu bukan hal yang mudah, perlu hal yang benar-benar di konsepkan, " ujar Ilham saat ditemui Kaganga.com. Rabu (19/08/2015).
Jika tidak ada usaha serius dari warga ataupun pemerintah, di khawatirkan bangunan di Kampung Kapitan akan mengalami keruntuhan. Mengingat kondisi bangunan yang semakin rapuh dan di ganti dengan bangunan yang baru.
Menurut Ali Hanafiah budayawan Palembang, Pemerintahan sebenarnya telah berusaha untuk mempertahankan rumah tersebut, apalagi Kampung Kapitan telah terdaftar sebagai cagar budaya namun kepemilikan yang membatasinya, sehingga pemerintahan tidak bisa memberikan subsidi kepada warga disana karena peraturan tidak mengizinkan.
"Saya bersama Ketua MSI ibu Farida telah berusaha untuk membuat suatu yayasan atau paguyuban, yang nantinya badan ini bisa untuk membuat proposal atau surat izin utuk mempertahankan bangunan. Namun kepemilikan itu yang membatasi dan harus ada kemauan sendiri dari warga disitu," tutur Ali Hanafiah.
Ali Hanafiah sangat menyayangkan kondisi ini, selain itu beliau tidak bisa berharap banyak terhadap warga disana. Karena bangunan disana milik pribadi, jadi harus ada kemauan dari warga itu sendiri untuk melestarikan warisan budaya Kampung Kapitan.
Penulis : Achmad Kardo
Editor : Riki Okta Putra