24 Feb 2022 15:15

5 Persen Pelaku UMKM Tembus Pasar Ekspor, BI Sumsel Bakal Dorong Pelaku UMKM di Sumsel Berkembang

5 Persen Pelaku UMKM Tembus Pasar Ekspor, BI Sumsel Bakal Dorong Pelaku UMKM di Sumsel Berkembang

Kaganga.com,Palembang - Bank Indonesia Sumatra Selatan (BI Sumsel) mencatat pertumbuhan kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di pasar internasional masih relatif kecil.

"UMKM berkontribusi hingga 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tapi hanya 5 persen pelaku UMKM yang bertransaksi di pasar ekspor," ujar Kepala Kantor BI Sumsel Erwin Soeriadimadja, Kamis (24/2/2022).

Menurutnya potensi pelaku UMKM Sumsel di pasar ekspor tergarap rendah karena belum memaksimalkan produk andalan dan belum memenuhi selera pasar luar negeri.

"Padahal peluang sangat banyak dari produk kuliner, fesyen hingga kriya," kata dia 

Sejumlah langkah yang penting dilakukan Pelaku UMKM Sumsel agar produk jualan mereka menembus pasar luar negeri adalah memiliki daya saing tinggi dalam meningkatkan kualitas produk, mampu memenuhi selera pasar dan memperluas pasar.

"Pelaku UMKM ini harus didampingi oleh instansi terkait secara berkesinambungan melalui ‘klinik’ ekspor, menghubungkan dengan lembaga pembiayaan dan agregator, hingga mempermudah proses sertifikasi serta perizinan," jelasnya.

Selain itu aspek perizinan pun perlu diberikan kemudahan oleh pemerintah, agar UMKM berkembang pesat. Serta yang tak kalah penting yakni mendorong UMKM untuk menerapkan digitalisasi pembayaran.

Pembayaran digital ini bukan hanya untuk memudahkan dalam kegiatan produksi hingga marketing (e-commerce) tapi untuk memastikan bahwa proses berjalan dengan cepat dan aman.

"Pelaku UMKM dapat memanfaatkan QRIS, dan UMKM ini harus didorong karena pertumbuhan secara langsung dapat memacu ekonomi di daerah,” kata Erwin.

Kepala Dinas Perindustrian Ernila Rizar menambahkan, saat ini terdata ada 67.887 unit Industri Kecil Menengah di Sumsel. Dari jumlah itu tak sampai 30 persen yang mampu menembus pasar ekspor.

"Persentase ini sangat jauh dibandingkan pelaku UMKM dari Jawa," tambahnya.

Berdasarkan hasil kajian Dinas Perindustrian Sumsel, terdapat beragam persoalan yang menjadi penyebab. Yakni kurangnya informasi mengenai akses pasar ekspor, sebagian masih berskala rumah tangga san belum tersertifikasi.

Penulis : Ines Alkourni

Tag : bank indonesia UMKM

Komentar