Kaganga.com,Palembang - Menekan angka stunting atau jumlah anak kerdil masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Sebab dari hasil survei Dinas Kesehatan (Dinkes) di 18 kecamatan dan 107 kelurahan, ribuan anak berisiko terkena stunting.
"Terdata sekitar 1.000 anak masih berisiko stunting karena tidak menerima gizi baik," kata Staf Ahli Bidang Investasi sekaligus Tim Pencegahan Stunting Pemkot Palembang Letizia, Kamis (29/9/2022).
Berdasarkan data risiko stunting, potensi paling banyak terkena permasalahan anak kerdil berada di kecamatan Sukarami. Data itu didapatkan dari hasil pengecekan kesehatan terhadap ibu hamil dan pasangan suami istri.
"Pendataan dilakukan dari program pencegahan stunting dengan mengedukasi pasangan muda dan ibu hamil. Ini supaya masalah stunting bisa tuntas pada 2023," kata dia.
Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, meski ribuan anak masih berpotensi mengalami stunting, namun program rutin pencegahan angka stunting oleh Pemkot sudah berhasil menurunkan jumlah anak kerdil.
"Keberhasilan program ini (pencegahan stunting) bisa dilihat dari sudah ada kecamatan yang nihil kasus stunting pada 2022 dari sebelumnya semua kecamatan memiliki kasus stunting," timpalnya.
Beberapa kecamatan yang nihil stunting yaitu di Sako dan Ilir Timur I. Pemkot Palembang menargetkan, kasus nihil stunting bisa terealisasi di semua kecamatan agar upaya mewujudkan Indonesia zero stunting bisa tercapai.
"Sehingga dari angka penurunan tersebut bisa menyukseskan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen di akhir 2024," tandas dia.
Penulis : Ines Alkourni