Kaganga com OKI -- Lagi-lagi pelaksanaan Midang Morge Siwe yang sempat tertunda akibat virus Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk di Indonesia pada tahun 2019 lalu, kini pada tahun 2023 pelaksanaan Midang Morge Siwe yang biasa diadakan setiap hari raya Idul Fitri masih menuai kontroversi.
Sebagaimana diketahui bahwa diduga Lurah Morge Siwe dalam mensukseskan perhelatan ini meminta sumbangan dari berbagai lapisan masyarakat, akibat kekurangan anggaran dari pemerintah setempat.
"Sungguh ironis, diduga Lurah Morge Siwe meminta sumbangan karena kekurangan anggaran dana untuk pelaksanaan Midang Morge Siwe pada hari raya Idul Fitri 1444H atau tahun 2023 M," ujar Ketua Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPD PGK) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Achik Muhrom melalui Sekretaris, Rivaldi Setiawan, SH, Selasa (11/04).
Menurut Rivaldi, hal ini terjadi kerena kurangnya perhatian dari Bupati OKI, H. Iskandar. SE untuk langsung turun tangan dalam melestarikan adat dan budaya Kota Kayuagung, Kabupaten OKI yang sudah turun-temurun.
"Kita semua tau kalau Midang Morge Siwe yang merupakan aset budaya Kabupaten OKI yang dapat menarik para wisatawan lokal saat lebaran Idul Fitri. Midang atau karnaval yang kerap ini menampilkan busana-busana tradisional nusantara, melintas di kawasan Sungai Komering, yang sekaligus menjadi lintasan pelesiran speedboat atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah stempel," ungkapnya.
Lanjutnya, semejak virus Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, Khususnya Kota Kayuagung, OKI, peralatan ini tertunda beberapa tahun. Sementara di tahun 2023 M ini, pelaksanaam Midang Morge Siwe akan dilaksanakan pada Idul Fitir 1444 H /2023 M. Namun sayang kegiatan ini masih menuai Kontroversi.
"Pelaksanaan ini Pada tahun ini sendiri, Midang Morge Siwe dilaksanakan dengan menghadirkan perwakilan dari 11 kelurahan yang ada di Kecamatan Kayuagung. Ironisnya, diduga para Lurah yang tergabung di 11 Kelurahan Morge Siwe ini kekurangan anggaran dana yang di anggarkan untuk pelaksanaan Midang Morge Siwe, sehingga meminta sumbangan dari seluruh lapisan masyarakat," terangnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, beberapa Lurah Morge Siwe menyampaikan anggaran yang didapatkan untuk pelaksanaan ini adalah 11 Juta. Namun terkena pajak PPH & PPN, sehingga hanya dapat dialokasikan sebesar 9.6 juta. Maka dari dana yang dapat dialokasikan tersebut terjadinya kekurangan untuk pelaksanaan, mulai dari sewa alat musik Tanjidor, dan lain sebagainya.
"Intinya, kenapa Pihak pemerintah Kabupaten OKI tidak memaksimalkan adat istiadat yang menjadi ciri khas Kota Kayuagung ini. Kami menilai hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari Bupati OKI. Kalau dana yang diberikan mencukupi para Lurah tidak akan sampai meminta sumbangan," ucapnya.
"Kalau Bupati OKI memang Peduli terhadap kelestarian adat istiadat Kota Kayuagung yang sudah ada, semestinya beliau memprioritaskannya dan kejadian seperti ini tidak akan ada. Apalagi mengingat ini merupakan tahun terakhir Bupati OKI memimpin, seharusnya beliau meninggalkan kenangan terbaik, bukan malah sebaliknya. Kapan lagi berbuat yang terbaik untuk OKI," tutupnya.
Penulis : Wahid Aryanto
Editor : Elly
Tag : OKI Midang Morge Siwe OK