Kaganga.com,Palembang - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo akhirnya kembali membuka izin ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau pengiriman minyak sawit mentah ke luar negeri sejak Senin (23/5/2022), pasca beberapa waktu lalu pemerintah sempat melarang ekspor CPO.
Menurut Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat Sumatra Selatan (Aspekpir Sumsel) Bambang Giyanto, izin ekspor sawit dibuka kembali menjadi euforia bagi para petani terutama petani Sumsel.
"Sumsel merupakan penyedia CPO terbanyak di Indonesia, dibuka lagi ekspor ini menjadi peluang petani untuk kembali berbisnis dan berpotensi mendorong harga TBS (tandan buah segar) membaik dari sebelumnya anjlok, akibat ekspor CPO dilarang," ujarnya, Rabu (25/5/2022).
Bambang mengatakan, kebijakan eskpor CPO oleh pemerintah turut diapresiasi banyak pihak terutama petani dan perusahaan-perusahaan sawit. Sebab apa yang disuarakan petani didengar para petinggi.
"Kebijakan kran ekspor ini juga bertepatan dengan kenaikan harga minyak nabati dunia yang dapat kembali mengkerek harga CPO," kata dia.
Maka jika harga CPO dunia perlahan meningkat, secara otomatis, harga TBS dalam negeri turut membaik. Namun sebaiknya, pemerintah juga harus ada solusi agar tetap bisa menyediakan minyak goreng dengan harga murah.
"Karena selama ini kan pemerintah diolok-olok akibat formula menurunkan harga minyak goreng belum tepat," timpalnya.
Sebelumnya dari rencana pemerintah melarang pengiriman minyak sawit mentah ke luar negeri dengan harapan bisa menekan harga minyak goreng di pasaran supaya menjadi lebih murah, pada nyatanya kebijakan itu belum berhasil.
"Ya, jadi harus ada solusi lain, agar harga TBS membaik dan mplementasi pembelian TBS di lapangan bisa konsisten. Sebab selama ini standar kualitas TBS untuk menentukan harga sudah ada, namun realisasi harga di lapangan tidak semua terlaksana," jelas dia.
Bambang menyebut, petani kemitraan memang menentukan harga TBS yang dijual sudah sesuai dengan harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan Sumsel. Namun harga itu terkadang tidak berlaku bagi petani mandiri.
"Atau petani yang tidak tergabung dalam kemitraan. Sehingga harga TBS yang dibeli dari petani mandiri tetap terjun bebas meski harga TBS yang dirilis pemerintah sudah membaik," tambahnya.
Sementara berdasarkan pantauan IDN Times di lapangan, adanya kebijakan ekspor CPO tidak membuat harga minyak goreng turun di pasaran maupun toko ritel termasuk di Palembang.
Berikut daftar harga minyak goreng di beberapa toko ritel dan supermarket Palembang.
1. Harga minyak goreng di Alfamart :
FraishWell kemasan 2 Liter Rp. 50.900
Sania kemasan 1 Liter Rp. 25.700
Sunco kemasan 2 Liter Rp. 52.300
Filma kemasan 2 Liter Rp. 51.500
Fortune kemasan 2 Liter Rp. 48.400
2. Harga minyak goreng di Superindo IP Palembang :
Sania 2 Liter Rp. 53.490
Tropical 2 Liter Rp. 49.250
Tropical 1 Liter Rp. 24.900
Filma 2 Liter Rp. 49.900
Fortune 2 Liter Rp. 52.990
Super indo 365 2 Liter Rp. 48.900
Sunco 1 Liter Rp. 24.990
Bimoli 1 Liter Rp. 25.990
Penulis : Ines Alkourni