Kaganga.com, Palembang - Guna mengantisipasi agar bencana kebakaran lahan dan dampak kabut asap pekat seperti yang terjadi pada 2015 tidak terjadi kembali Gubernur Sumatera Selatan dan beberapa pejabat terkait seperti Pangdam II Sriwijaya, Kapolda, Para Bupati yang daerahnya memiliki lahan terbakar yang berkategori luas dan para pengusaha pemilik perkebunan di Sumatera Selatan mengadakan Rapat Kordinasi Pencegahan Kebakaran Hutan yang bertempat di Istana Gubernur Griya Agung pada 22 Januari 2016.
Jumlah lahan yang terbakar pada tahun 2015 lalu adalah seluas 736.536 Ha2 dengan 57% adalah lahan gambut dan 74% berada di lahan konveksi atau lahan yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan dan pertanian.
Banyak dapak negatif yang dirasakan akibat becana ini, tidak hanya dari segi materi namun juga dari nonmateri. Dari segi perekonomian yang paling terasa adalah transportasi udara seperti banyak pesawat-pesawat tidak bisa terbang atau delay karena jarak pandang yang terbatas, selanjutnya dari segi kesehatan banyak yang terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), dari segi pendidikan juga terganggu yang membuat anak-anak tidak bisa sekolah.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan jangan sampai musibah seperti tahun lalu terjadi kembali yang bahkan dampaknya sangat luar biasa hingga kenegara tetangga.
“Tahun lalu kita berusaha, bantuan dari pusat hingga daerah, dengan biaya yang luar biasa seharusnya kita mampu untuk itu. Tidak boleh terjadi kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan dampak hingga ke negara luar” ujarnya.
Alex juga menyinggung perusahaan yang dinilai tidak bertanggung jawab atau dinilai tidak mampu melakukan pemadaman hingga melakukan pembiaran walau daerah yang terbakar itu bukan berada di wilayah perkebunan tersebut seperti di wilayah sekitarnya.
“Perusahaan berdalih api itu berasal dari luar, tapi mengapa 74% lahan terbakar terjadi di daerah konveksi perkebunan, berarti antisipasi dari perusahaan tidak mampu, berarti pemilik perusahaan bersalah” tegasnya.
Tak hanya perusahaan yang disinggung namun juga pejabat bupati yang daerahnya berdampak besar yang disinggung oleh Alex “pejabat terkait dan pejabat-pejabat derah harus bertindak langsung” tandasnya.
Adapun rencana yang akan dilakukan pemerintah seperti deteksi dini melaui pemantauan Hot spot, pemanfaatan sistem peringatan dini dari BMKG, pembutan Perda pengendalian kebakaran hutan dan lahan, audit ketaatan perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri) dan perkebunan, penyuluhan pencegahan kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat, patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan, dan membangun 102 desa peduli api terpadu yang tersebar di 4 kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (MUBA), Banyuasin, dan Ogan Ilir (OI).
Mengenai desa peduli api, gubernur mengatakan akan ada semacam penghargaan atau hadiah kepada kepala desa yang dinilai berhasil dalam melakukan program desa peduli api.
“Mentraining penduduk desa dari kades hingga penduduk desa, biayanya itu patungan dari ABPN pusat, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, ada juga bantuan dari luar yaitu dari Norwegia, Inggris, Belanda, dan akan ada bantuan juga dari Bank Dunia (World Bank), mudah-mudahan 102 desa ini menjaga wilayahnya masing-masing. Insentif bisa dalam bentuk macam-macam tapi akan kita usahakan jangan dalam bentuk uang, misalnya umroh, dibukakan lahan secara benar oleh perusahaan” Ujarnya.
Dari segi militer dalam hal ini Kodam II Sriwijaya juga sangat siap untuk membantu dengan melakukan beberapa tindakan seperti melakukan pengamanan di perbatasan antaran hutan dan wilayah konveksi.
Kodam II Sriwijaya yang kali ini diwakilkan oleh Kasdam Bigjend TNI Komarudin Simanjuntak mengatakan “akan dibuat pos-pos patroli dan pengamanan di perusahaan dan perbatasan hutan” ungkapnya.
Lanjut Ia mengatakan ada temuan-temuan oleh TNI seperti ada pembalak liar yang justru memanfaatkan bencana ini untuk tujuan yang semakin tidak baik.
“Pada 2015 lalu ada suatu kelompak di desa di wilayah MUBA yang melakukan pembalakan liar yang tidak terkontrol yang memanfaatkan asap itu untuk mengcover (bersembunyi) dari pantauan petugas” tegasnya.
Kapolda Sumatera Selatan juga menambahkan bahwa pihaknya juga siap membantu terutama dalam bentuk tenaga karena dari segi peralatan TNI lebih lengkap.
“Polri siap membantu, dari pada tenaga itu habis untuk latihan, lebih baik digunakan untuk membantu ini” tegasnya.
Lanjut Ia juga mengatakan “semua bersinergi, tidak bekerja sendiri-sendiri, kita bantu mulai dari sekarang kita persiapkan, kita bentuk tim pemantau dari provinsi, kabupaten hingga tingkat desa” ujarnya.
Penulis : Rilis
Editor : Riki Okta Putra