18 Okt 2015 22:05

Hampir Separuh Waktu Remaja Beraktivitas Didepan Televisi

Hampir Separuh Waktu Remaja Beraktivitas Didepan Televisi

 

Kaganga.com, Palembang - Remaja dianggap rentan dalam memilih tontonan-tontonan yang negatif, menurut survei separuh jam remaja beraktivitas di depan televisi, selain aktivitasnya disekolah maupun kampus.

Wakil ketua pelaksana STISIPOL Chandradimuka, Ihsan Muharram mengungkapkan jika remaja akan lebih baik mampu memilih dan memilah tontonan yang tidak sesuai dengan edukasi. Dalam hal ini, khususnya anak Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sebagian besar hapal dengan jam tontonan, hendaknya bisa menginput dan mengidentifikasi tontonan yang layak ditonton seusianya.

"Sebagian besar aktivitas remaja banyak dirumah selain aktivitas disekolah dan kampus, dari tontonan dirumah maka remaja harusnya mampu memilih acara, walaupun negatif tapi mereka harus bisa mengidentifikasi mana tontonan yang harus disaring," kata Ihsan, saat diwawancara disela-sela seminar Efek media massa terhadap budaya, di SMK 5, (17/10/2015).

Ihsan mengatakan, sekarang ini tidak bisa mengontrol media karena dari pemerintahnya sudah tidak tegas. Untuk menetralkan budaya harusnya lebih mengkritisi, dampak negatif terhadap perilaku remaja. Dengan begitu mereka sadar bahwa tontonan yang tidak baik seperti apa.

"Indonesia sedang pada masa kritis, ini bentuk kepedulian kita sebagai anak komunikasi dengan memberitahukan remaja tontonan yang sesuai dengan target umur," tuturnya.

Ia berharap, tidak hanya satu kampus yang membuat iseminar seperti ini, tapi setiap kampus lain, selain itu tidak hanya mahsiswa, mungkin kelompok masyarakat biaa membuat diskusi seperti ini. Sehingga anak bangsa bisa semakin cerdas untuk memilih tontonan," imbuhnya.

Dosen komunikasi dan praktisi media, M Ridho ZA, menjelaskan dalam paparannya, bahwa media itu sangat berperan penting dalam mencerdaskan bangsa, dengan memberikan kriteria program-program yang layak sesuai dengan usia target penonton.

"Bisa ikuti dengan tulisan di televisi seperti BO (Bimbingan Orang tua) atau R (Remaja), dari sana remaja bisa memilih segmentasi tontonan," terangnya.

Budayawan Sumsel, RM Alianafia, menuturkan budaya sumsel yang tertinggal oleh ketidak pedulian media untuk mengangkat budaya khas. Hanya beberapa media yang mau mengangkat budaya, selebihnya mereka hanya mementingkan hal-hal yang umum seperti politik, dan budaya saat ini akan terkikis dari bahasa maupun kebiasaan perilaku.

"Untuk memerangi dunia itu bisa dengan tontonan pada media, akhirnya kita sendiri yang perang saudara. Jadi kita harus hati-hati," jelasnya.

Penulis : Fadhila Rahma
Editor : Riki Okta Putra

Tag : remaja STISIPOL Televisi

Komentar