Kaganga.com, Palembang - Alam menjadi alasan bagi PLN terkait dilakukannya pemadaman bergilir di area layanan PLN WS2JB. Jika tahun lalu karena Asap, maka tahun ini bertambah lagi yang menjadi penyebabnya yakni kecilnya debit air untuk operasional PLTA. Terkait asap sebagai pemicu dipadamkannya listrik, banyak pihak yang menanyakan, mengapa bisa terulang lagi kejadian tersebut, mengapa belum ada jalan keluarnya selain harus dipadamkan.
Namun menurut, GM PLN WS2JB, Budi Pangestu, sebagian pembangkit mengalami penurunan performa (tenaga) untuk menghasilakan listrik yang diperlukan bagi wilayah Sumatera Bagian Selatan. Karena, listrik di Sumsel terkoneksi dengan sistem listrik Sumatera.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Budi menyebutkan, terkendala dengan minimnya suplai air yang diperlukan. Sehingga, operasi PLTA dibatasi dengan masa operasi hanya 2-3 jam per hari. Itupun apabila kondisi air di waduk atau bendungan mencukupi.
"Dengan kondisi musim kemanrau, PLTA tidak bisa beropasi secara penuh, setiap harinya hanya 2-3 jam beroperasi. Seperti, PLTA Maninjau yang mempunyai kekuatan 4x17 MW hanya mempu beroperasi 2-4 jam. Karena ketersedian air tidak maksimal," ungkapnya, Pemprov Sumsel, Rabu (30/9).
Dia menambahkan, adanya kabut asap juga menyebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) mengalami gangguan pada filter atau alat penyaring udara yang digunakan oleh beberapa mesin pembangkit.
"Kami juga ada beberapa pembangkit yang terpengaruh asap. Jalannya performance bagus, karena ada asap harus keluar (diperbaiki), dilakukan penggantian di filkter. Pembangkit Gunung Megang 2x48 MW juga mengalami penurunan performance, sehingga perlu pemeliharaan," katanya.
Untuk mengatasi defisit listrik berkepanjangan, Budi menjelaskan, pihaknya saat ini tengah mempercepat proses pemeliharaan di sejumlah pembangkit listrik. Sehingga, secepatnya dapat segera mengisi adanya kekurangan suplay listrik.
"Kami saat ini melakukan jadwal pemeliharaan yang dipercepat. Seperti, PLTU Sembalang, pada 30 September bisa masuk ke sistem, dan PLTA Kramasan, PLTU Banjar Sari awal Oktober sudah bisa masuk," ujarnya.
Menurutnya, pihaknya juga tengah melakukan perbaikan dari sisi intern dengan melakukan pengaturan penyalaan secara bergilir. Langkah tersebut dinilai supaya tidak terlalu memberatkan dengan pemadaman 4 jam bergilir per hari.
"Kami saat ini mempunyai 2,6 juta pelanggan di WS2JB. Pelanggan dapat membantu dengan melakukan penghematan yang konsumtif. Dikurangi pemakaiannya dengan melakukan gerakan 75 W, mematikan lampu yang tidak dipakai," ulasnya.
Penulis : Ambar Wai
Editor : Riki Okta Putra