Kaganga.com, Palembang - Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel mengimbau kepada seluruh Jemaah Calon Haji (JCH) Embarkasi Palembang untuk tetap berhati-hati, baik selama di Madinah maupun di Mekah. Seperti pengalaman-pengalaman musim haji sebelumnya, banyak terjadi penipuan dan tindak kriminal yang dialami oleh jemaah haji asal Indonesia .
Kepala Kanwil Kemenag Sumsel, Hambali, berharap agar jemaah indonesia tetap waspada dan tetap berada dalam rombongan, sesuai dengan kloter mereka masing-masing. Untuk petugas haji pun, diharapkan tetap melakukan pengawasan secara ketat, agar jemaah haji yang sebagian besar berusia diatas 50 tahun tidak mendapatkan kesulitan saat menunaikan rukun Islam ke-lima tersebut.
"Musim haji sebelumnya, banyak laporan mengenai tindak kejahatan yang dialami jemaah Indonesia. Mulai dari jasa pengantar selama di Mekah dan Madinah, pencurian bahkan penjambretan," ujar Hambali di Asrama Haji Palembang, Senin (07/09/2015).
Menurut Hambali, aksi tindak kriminal bisa saja terjadi, mengingat di Mekah dan Madinah didatangi oleh ribuan manusia. Meski diharapkan tidak terjadi, namun, ia tetap meminta untuk seluruh jemaah menjaga diri mereka masing-masing. "Jangan lengah. Kita tetap beribadah, tapi tetap waspada. Bila perlu tidak usah membawa uang secara berlebihan selama beribadah," katanya.
Ia juga mengimbau agar jamaah tetap menjaga kesehatan selama berada di tanah suci mekah, serta perbanyak mengkonsumsi buah dan air putih. Sementara, hingga kemarin, pemberangkatan telah memasuki gelombang kedua. Kloter 10 yang berasal dari Kabupaten OKU Timur yang mengangkut 446 JCH telah bertolak ke Jeddah sekitar pukul 08.16 WIB.
Menurut Hambali, daftar manifest jamaah haji Embarkasi Palembang, berjumlah 445 orang, termasuk lima petugas. Namun ada satu jamaah yang ikut bergabung, yakni Suryan Alwi Satar dari Kloter 7 asal Bangka Belitung. Dalam rombongan Kloter 10, terdapat 369 jamaah yang masuk kategori resiko tinggi (Risti). Sebanyak 200 jamaah Risti Sakit dan 169 Risti usia.
“Jamaah uzur yang mesti dibawa dengan kursi roda atau tongkat cukup banyak, yaitu sembilan orang," katanya.
Hingga saat ini, jumlah jamaah Embarkasi Palembang yang meninggal, ada empat orang. Mereka adalah Ahmad Matjen dari OKI yang meninggal sebelum masuk asrama haji dan Djakfar Ibrahim dari Lubuklinggau yang meninggal di RSMH Palembang, serta Syarifah dari Musi Banyuasin dan Muhammad Ali Sodikin dari Pangkal Pinang, yang meninggal di Arab Saudi. Dengan keberangkatan 10 pagi ini, total jamaah calon haji yang berangkat melalui Embarkasi Palembang hingga saat ini berjumlah 4.464 jamaah.
Untuk kesehatan sendiri, Tim Kesehatan Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Palembang, Fenty Wardha menjelaskan, selama proses pemberangkatan gelombang satu ditemui satu kasus kehamilan, yang berakibat batalnya jamaah tadi berangkat haji.
“Selama proses pemberangkatan gelombang satu, kami telah memeriksa 569 jamaah wanita berusia subur atau 50 tahun ke bawah. Hasilnya, kita menemukan ada satu yang hamil, yakni dari kloter 5. Kita kemudian merujuk ke RSMH Palembang untuk dipastikan kehamilan dan diketahui usia kehamilannya," katanya.
Menurutnya, pemeriksaan tersebut penting, mengacu Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri, usia kehamilan di bawah 14 minggu dan di atas 26 minggu, tidak diizinkan untuk terbang. Adapun bila jamaah hamil dengan usia kehamilan antara 14-26 minggu bisa diberikan rekomendasi untuk berangkat dengan syarat sudah melakukan vaksinasi meningitis dan ada surat pernyataan kehamilannya tidak beresiko,” pungkasnya.
Penulis : Roy JM
Editor : Riki Okta Putra
Tag : Haji JCH Sumsel