Kaganga.com,Palembang - Kota Palembang menjadi pilot project pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala perkotaan.
Kini pemasangan jaringan IPAL ini sudah mencapai 60 persen dengan target beroperasi tahun 2023.
Terkait hal itu, Wali Kota Palembang H Harnojoyo meminta dukungan masyarakat Palembang.
Menurut Harnojoyo, kendati penggunaan sistem ini banyak manfaatnya bagi lingkungan dalam jangka panjang, tapi tantangan terbesar dalam pengoperasian IPAL diakui tidak mudah.
"Terutama dari segi penerimaan masyarakat, apalagi untuk pemasangan IPAL ke rumah-rumah dan dikenakan tarif," kata Harnojoyo, usai menerima kunjungan Tim Palembang City Sanitation Project, di Ruang Parameswara Setda Palembang, Kamis (23/6/2022).
Ia berpandangan IPAL Sei Selayur ini adalah proyek jangka panjang untuk lingkungan yang ramah dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
"Pemeliharaan lingkungan butuh teknologi, makanya apa yang sudah dibangun ini agar dapat dimanfaatkan. Kalau tidak begitu akan seperti apa lingkungan ke depan."
Karena itu, Harnojoyo melanjutkan, mestinya persoalan mengenai pengolahan air limbah yang nantinya diberlakukan tarif, seperti pada pengaliran atau air bersih PDAM Tirta Musi, mestinya tidak menjadi masalah.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi, Andi Wijaya Adani menyampaikan, pengolahan air limbah dari IPAL Sei. Selayur ini nanti akan dikelola oleh PDAM Tirta Musi.
"Jika biasanya kita mengolah air bersih dan permintaan pemasangan dari masyarakat, maka pengolahan air limbah ini juga akan dilakukan oleh PDAM. Untuk itu kita melakukan sosialisasi ke masyarakat, dan sejauh ini responnya positif," kata Andi.
Menurut dia, dibutuhkan sosialisasi lebih gencar agar masyarakat sadar manfaat IPAL untuk sanitasi yang lebih baik.
"Juga keuntungan dari segi kesehatan. Kita tahu bahwa air minum dan sanitasi ini 30 persen mempengaruhi kasus stunting. Maka itu, apabila masyarakat airnya bersih dan sanitasinya bagus, masyarakat lebih sehat, lebih produktif."
Andi menerangkan, terkait tarif masih dikaji. Adapun pelanggan pertama di wilayah sekitar kantor wali kota. Di tempat lain biaya nya 30 persen dari konsumsi air minum/bersih pelanggan.
"Ada beberapa opsi, seperti penggunaan golongan, atau sesuai kelas/kemampuan masyarakat, dan lain-lain," kata Andi pula.
Penulis : Ines Alkourni