Kaganga.com,PALEMBANG – Agam Muntohir, 28 tahun, duduk santai didepan panggangan sate. Tangannya terlihat sibuk mengipas belasan tusuk sate yang ada dihadapannya. Ia sudah ditunggu konsumen yang sejak lima menit lalu berada di sampingnya.
Usai memanggang sate, ia pun segera mengemas sate yang dipesan oleh konsumen itu. Agam merupakan pedagang sate yang lapaknya berada di Jalan Kapten Cek Syeh 18 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang.
Usaha sate miliknya itu adalah usaha turun-temurun, bahkan dirinya adalah generasi ketiga. Nama usahanya yakni Sate Ayam Pikulan Pakde Sanusi. Dalam menjalankan bisnis sate keluarganya ini, Agam mengaku tidak selalu berjalan mulus. Kondisi yang hujan kerap kali membuatnya harus mengigit jari karena sepi pembeli.
Bahkan goncangan yang berat adalah saat pandemi terjadi, ia begitu merasakan dampak sepinya pembeli. Ini juga yang membuatnya kesulitan dalam mempertahankan bisnis usaha sate tersebut.
Pria yang memiliki dua orang anak ini mengaku sempat kesulitan dalam mendapatkan modal. Hingga pada akhirnya, Agam tergugah untuk meminjam modal ke Pegadaian yang ada di dekat rumahnya.
Ia meminjam kredit usaha Kreasi UMi dari Pegadaian dengan nominal Rp5 juta pada akhir 2020 lalu. Agam mengambil kredit usaha selama dua tahun, dan sampai saat ini masih berjalan. “Banyak kemudahan yang saya dapatkan dari Pegadaian ini. Prosesnya mudah, dan biaya sewa modalnya pun ringan,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, pihak Pegadaian pun rutin memberikan pembinaan kepada dirinya dalam mengembangkan usaha. “Sehingga semuanya lebih mudah, dan saya terhindar dari jeratan pinjaman, ucapnya.
Pemimpin PT Pegadaian Kanwil III Palembang Julianto mengatakan, saat pandemi Covid-19 memang banyak kendala untuk mengembangkan usahanya. “Untuk itu kita juga berikan relaksasi agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta usaha ultra mikro (UMi) agar bisa bernafas lega. Kini mereka sudah mulai bangkit dan kondisi keuangannya mulai pulih,” kata Julianto.
Ia mengatakan, Pegadaian terus meningkatkan penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kreasi UMi), dalam upaya membantu perkembangan UMKM yang belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan (unbankable) melalui kredit usaha rakyat (KUR).
Menurutnya, program Kreasi UMi sebagai salah satu alternatif dalam pemberian fasilitas kredit yang bersifat fleksibel, sehingga tidak menyulitkan para nasabah. Sementara itu, Direktur Pengelolaan Aset Piutang BLU-PIP, Mohd. Zeki Arifudin menjelaskan, BLU yang berada di bawah Ditjen Perbendaharaan Kememkeu memang memiliki tugas mengelola pembiayana ultra mikro untuk melengkapi skema pembiayaan UMKM. Keberadaan BLU-PIP memang diproyeksikan untuk memberikan alternatif bagi pelaku usaha yang paling bawah yakni ultra mikro.
"Selama ini kan belum bisa terfasilitasi oleh KUR yang disalurkan oleh perbankan, dengan platform maksimal Rp20 juta,” ujarnya.
Dalam penyaluran pembiayaannya, PIP menggandeng penyalur yang memiliki tugas untuk memberikan pendampingan dan pembinaan terhadap debitur. Saat ini lembaga yang menyalurkan pembiayaan UMi di antaranya adalah PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Penulis : Ines Alkourni
Tag : UMKM Pt. Pegadaian